Maria dikenal dalam iman Kristiani sebagai Bunda Maria, ibu dari Yesus Kristus, Sang Putra Allah. Gelar Maria Bunda Kristus menegaskan peran istimewa Maria dalam sejarah keselamatan, sebab dari rahimnya lahir Sang Penyelamat dunia. Injil Matius 1:23 mengutip nubuat Yesaya: “Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel”, yang berarti Allah menyertai kita.
Peristiwa Kabar Sukacita dalam Lukas 1:26-38 menjadi titik awal peran Maria sebagai Bunda Kristus. Malaikat Gabriel menyampaikan bahwa Maria akan mengandung karena kuasa Roh Kudus. Dengan kerendahan hati, Maria menjawab: “Sesungguhnya aku ini hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu” (Lukas 1:38). Jawaban ini menunjukkan iman dan ketaatan penuh Maria kepada kehendak Allah.
Sebagai Bunda Kristus, Maria mengalami kehamilan yang penuh misteri namun juga penuh sukacita. Dalam Lukas 1:41-43, ketika Maria mengunjungi Elisabet, bayi dalam kandungan Elisabet melonjak, dan Elisabet berkata dengan penuh Roh Kudus: “Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?”. Ayat ini menegaskan bahwa Maria adalah ibu dari Tuhan Yesus yang telah dijanjikan.
Yesus, Sang Sabda yang menjadi manusia, memilih lahir melalui Maria. Yohanes 1:14 menegaskan: “Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita.” Maria menjadi pintu masuk bagi karya keselamatan Allah dalam dunia. Ia tidak hanya melahirkan Yesus secara jasmani, tetapi juga mendampingi-Nya dalam pertumbuhan manusiawi-Nya.
Dalam masa kanak-kanak Yesus, Injil Lukas 2:7 menyebutkan: “Ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu membungkusnya dengan lampin dan membaringkannya di dalam palungan.” Kelembutan kasih seorang ibu tampak nyata dalam tindakan Maria, yang dengan penuh kasih merawat Yesus, Sang Kristus.
Peran Maria sebagai Bunda Kristus juga terlihat ketika Yesus berusia 12 tahun. Dalam Lukas 2:48-51, Maria dan Yusuf menemukan Yesus di Bait Allah. Setelah peristiwa itu, tertulis bahwa Yesus pulang bersama mereka ke Nazaret dan hidup dalam asuhan Maria dan Yusuf. Injil menambahkan: “Ibunya menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya”. Hal ini menunjukkan betapa mendalam kasih dan perhatian Maria terhadap Putranya.
Pada awal pelayanan Yesus, Maria juga hadir dalam mukjizat pertama di Kana. Yohanes 2:3-5 mencatat bahwa ketika anggur habis, Maria berkata kepada Yesus: “Mereka kehabisan anggur.” Walau Yesus sempat menanggapi dengan berkata, “Saat-Ku belum tiba,” Maria tetap percaya dan berkata kepada para pelayan: “Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu.” Peristiwa ini menegaskan peran Maria sebagai pengantara yang membawa umat kepada Kristus.
Ketika Yesus berkarya, Maria tetap setia mendampingi-Nya. Meskipun terkadang ia tidak sepenuhnya memahami jalan Putranya, imannya tidak pernah luntur. Maria menyimpan segala peristiwa dalam hatinya (Lukas 2:19) sebagai tanda permenungan iman yang mendalam. Hal ini menjadikannya teladan bagi semua orang beriman.
Puncak penderitaan Maria sebagai Bunda Kristus tampak di bawah salib. Yohanes 19:25-27 mencatat: “Di dekat salib Yesus berdiri ibu-Nya…” Dalam momen itu, Yesus mempercayakan Maria kepada murid yang dikasihi-Nya dengan berkata: “Inilah ibumu.” Peristiwa ini meneguhkan bahwa Maria adalah Bunda Kristus sekaligus Bunda bagi semua murid Yesus.
Sebagai Bunda Kristus, Maria juga menjadi bagian dari komunitas awal Gereja. Dalam Kisah Para Rasul 1:14 dikatakan bahwa Maria bertekun dalam doa bersama para rasul menantikan turunnya Roh Kudus. Kehadirannya menunjukkan bahwa Maria tidak hanya menjadi saksi, tetapi juga pendoa bagi pertumbuhan Gereja.
Gelar Maria Bunda Kristus mengingatkan kita bahwa Yesus yang kita imani sungguh hadir melalui perantaraan Maria. Ia adalah teladan iman yang taat, rendah hati, dan penuh pengharapan. Setiap orang beriman yang datang kepada Bunda Maria dituntun untuk semakin dekat kepada Kristus, Sang Putra yang menyelamatkan dunia.
Dalam hidup sehari-hari, devosi kepada Bunda Maria menolong kita untuk meneladani ketaatannya. Doa Salam Maria menggemakan kata-kata Injil, “Terpujilah engkau di antara wanita dan terpujilah buah tubuhmu, Yesus.” Dengan merenungkan peran Maria sebagai Bunda Kristus, kita semakin diteguhkan untuk hidup sebagai murid-murid Kristus yang sejati.
Mari kita belajar dari kerendahan hati Bunda Maria, Bunda Kristus, yang selalu membawa kita semakin dekat kepada Yesus.
🙏 “Bunda Maria, doakanlah kami agar tetap setia mengikuti Putramu.”
👉 Bagikan artikel ini agar semakin banyak orang mengalami kasih Kristus melalui doa dan teladan Bunda Maria.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar