Ungkapan doa yang sering terdengar di hati umat Katolik adalah “Bunda Maria doakanlah kami.” Kalimat sederhana ini lahir dari keyakinan bahwa Maria, ibu Yesus, adalah juga ibu kita semua. Sebagai ibu, ia mendampingi, melindungi, dan mendoakan setiap orang yang percaya kepada Kristus.
Injil Yohanes menampilkan sosok Maria dalam peristiwa pernikahan di Kana (Yohanes 2:1-11). Di sana, ia menunjukkan kepedulian seorang ibu yang peka terhadap kebutuhan orang lain. Ketika tuan rumah kehabisan anggur, Maria tidak tinggal diam. Ia membawa masalah itu kepada Yesus, Putranya.
Dengan penuh iman, Maria berkata kepada Yesus: “Mereka kehabisan anggur.” Kalimat itu tampak sederhana, namun mengandung kekuatan doa seorang ibu yang peduli. Maria tidak memikirkan dirinya, melainkan orang lain. Dari sini, umat beriman pun merasa pantas memohon: “Bunda Maria doakanlah kami.”
Yesus awalnya menjawab bahwa saat-Nya belum tiba. Namun, Maria tetap percaya pada kasih Putranya. Ia tidak berdebat atau mendesak, melainkan berkata kepada para pelayan: “Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu.” Sikap ini menunjukkan iman yang teguh sekaligus penyerahan penuh kepada kehendak Allah.
Peristiwa di Kana menjadi tanda pertama mukjizat Yesus. Air diubah menjadi anggur yang terbaik. Mukjizat ini terjadi karena ada peran Maria yang dengan penuh kasih mengarahkan manusia kepada Kristus. Dari sinilah kita belajar bahwa perantaraan Maria menuntun kita lebih dekat kepada Yesus.
Gereja Katolik meyakini bahwa Maria bukan hanya ibu Yesus, tetapi juga ibu semua orang beriman. Di bawah salib, Yesus berkata kepada murid yang dikasihi: “Inilah ibumu.” (Yohanes 19:27). Sejak saat itu, Maria menjadi bunda bagi semua pengikut Kristus, termasuk kita yang percaya.
Karena itu, doa “Bunda Maria doakanlah kami” bukan sekadar permohonan kosong. Doa ini lahir dari iman bahwa Maria sungguh mendoakan kita, seperti seorang ibu yang berdoa bagi anak-anaknya. Kita percaya bahwa setiap doa yang dibawa Maria kepada Yesus tidak akan pernah sia-sia.
Dalam kehidupan sehari-hari, banyak umat yang merasakan kehadiran Maria dalam doa rosario. Setiap kali doa dipanjatkan, hati umat diarahkan untuk merenungkan hidup Yesus bersama Maria. Melalui doa itu, kita dikuatkan untuk menghadapi pergumulan hidup dengan iman.
Maria mengajarkan kita untuk menjadi pribadi yang peka terhadap sesama. Ia tidak hanya mendoakan, tetapi juga bertindak dengan membawa kebutuhan orang lain kepada Yesus. Demikian juga kita dipanggil untuk peduli, menolong, dan menjadi saluran kasih Tuhan bagi sesama.
Peristiwa air menjadi anggur di Kana juga melambangkan sukacita baru yang Yesus bawa bagi manusia. Maria menjadi perantara agar sukacita itu tercurah. Dengan iman, kita percaya bahwa Maria juga mendoakan agar hidup kita dipenuhi damai, sukacita, dan berkat dari Tuhan.
Ketika kita mengucapkan doa “Bunda Maria doakanlah kami,” kita tidak memohon kepada Maria sebagai tujuan akhir, melainkan kita dibimbing olehnya untuk datang kepada Yesus. Maria selalu menunjuk kepada Kristus, Sang Juru Selamat, sumber keselamatan dan kehidupan kekal.
Akhirnya, peristiwa di Kana mengingatkan kita bahwa Maria adalah ibu yang penuh kasih bagi semua orang beriman. Ia mendoakan, menuntun, dan menguatkan kita. Maka dengan penuh iman kita berseru: “Bunda Maria doakanlah kami,” agar hidup kita selalu dituntun menuju kasih Kristus yang menyelamatkan.
Doa Penutup
Bunda Maria, ibu penuh kasih, kami datang kepadamu dengan segala kelemahan dan pergumulan hidup. Doakanlah kami agar tetap setia mengikuti Putramu, Yesus Kristus. Dampingilah setiap langkah kami, kuatkan hati kami, dan tuntunlah kami menuju keselamatan abadi bersama-Nya.
Amin.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar